Untuk Anda yang suka mengikuti perkembangan di dunia musik, pasti udah tidak asing dengan nama Joey Alexander. Bocah berusia sebelas tahun ini dijuluki prodigy alias bocah ajaib dalam bidang musik. Bayangkan aja, di usianya yang masih bisa disebut bocah, Joey telah mengukir sejarah sebagai artis Indonesia pertama yang mendapat nominasi di ajang penghargaan musik paling bergengsi di Amerika Serikat, Grammy Awards, berkat album jazznya yang berjudul My Favorite Things. Joey bahkan tampil di panggung Grammy dan mendapat standing ovation alias tepuk tangan berdiri dari para hadirin yang didominasi oleh musisi papan atas Amerika sebagai bentuk penghargaan mereka.
Berkarir sebagai pianis memang patut dicoba, apalagi kalau Anda memang memiliki basis di bidang tersebut serta kemampuan dan bakat dalam bermain piano. Tapi, apakah karir pianis harus dicapai dengan mengenyam les formal? Nyatanya, tidak harus selalu dengan les formal.
Salah satu bocah berbakat dalam musik lainnya dari Indonesia yaitu Michael Anthony, diketahui nggak mengenal pelajaran piano secara formal seperti anak lain pada umumnya. Michael diketahui bisa memainkan lagu menggunakan piano dengan hanya mempelajarinya menggunakan pendengaran. Cara belajar yang unik ini terutama karena Michael adalah anak dengan keterbatasan dan nggak tertarik untuk belajar kunci piano seperti C, F, A seperti anak kebanyakan.

Sumber gambar: Wikimedia
Guru piano Michael, Ivana juga menyakan bahwa Michael nggak bisa menyerap ajaran piano secara verbal. Ivana kemudian memilih cara khusus dalam melatih Michael, yaitu dengan memainkan lagu sambil mengatakan tipe melodinya. Dari sinilah Michael merekam nada-nada yang ditangkapnya di dalam kepala. Dengan cara pengajaran seperti ini, di usia sebelas tahun Michael menggelar konser bertempat di Erasmus Huis dengan memainkan lagu Rhapsody in Blue karya salah seorang komposer terkenal Amerika, Geroge Gershwin. Padahal, lagu Rhapsody in Blue termasuk lagu panjang yang rumit dan kerap dimainkan oleh orang dewasa. Michael bahkan bisa menghafal lagu tersebut dalam kurun waktu satu setengah bulan saja.
Menurut pianis senior Ananda Sukarlan, metode dalam mengajar anak-anak terkait bakat musik memang nggak boleh monoton, apalagi terlalu berpatokan pada buku. Itu juga yang bikin Ananda memasukkan taktik berbeda dalam tiga jilid modul untuk mengajar piano klasik yang diterbitkannya. Ananda lebih banyak menggunakan nomor-nomor menyenangkan nih dan nggak bakal bikin anak-anak bosan. Misalnya adalah lagu yang menceritakan tentang matahari terbenam, anjing pudel serta lari pagi. Semuanya ia tulis berdasarkan pengalaman Ananda sendiri dalam mengajarkan piano untuk Alicia, putrinya.
Berkarir sebagai pianis nggak selamanya harus ditempuh dengan les formal. Anda bisa mempelajarinya secara otodidak.